Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa

Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat.

Thursday, February 09, 2006

CATATAN KISAH USANG

Oleh: Y. Wibisono

kunamai kau camar sebab di matamu kutemukan laut
kulayari hari-hari seperti pelaut mabuk
menelusurimu pada pantai yang menyisakan kenang
cintaku, cinta pelayar sesat
dalam perjalanan tanpa peta dan mimpi
sekejap, matamu adalah savanna
lalu aku memilih menjadi karnivora terliar
yang mengajarkanmu tarian purba
seperti tarian satwa di padang botswana
dan di ujungnya, ketika nafasmu
adalah satu-satunya oase yang tersisa
aku memilih berlari, mencuri mimpi dari pelukmu

kunamai kau salju sebab dalam dekapmu aku beku
kita dua makhluk kutub yang menggigil mencari hangat
lalu secepat es mencair kita tergagap dalam ambigu

kunamai kau api sebab dalam cintamu aku terbakar
dan kita berdansa dalam gairah yang meleleh
yang menjelma seonggok abu dalam perapian sunyi

catatan kita seperti roman setengah hati
seperti puisi kering penyair kesiangan
yang menulis larik-larik liar tanpa makna
dari pantai yang beda aku mengirimmu rindu
yang dicipta dari malam-malam gelap
dan warna-warna yang kupungut
dari pucuk ombak yang berlompatan
mahakam, o, mahakam
bila anginmu dari selatan, apa yang kau bawa?
cinta kelam dan rindu usang
seusang catatan, yang tak ingin dilupa!

Samarinda, 09/02/06

Wednesday, February 08, 2006

AKUPUN MENGIRIM TANGIS

Oleh: Y. Wibisono

(1)
seperti laron
riuh berhambur
mengejar sesorot cahaya

seperti laron
riuh berkejaran
ketika hujan temaram

tapi, itu sesaat
esok laron-laron akan luruh
lalu mati, diam

lalu musim hujan depan
laron-laron akan berhambur lagi
:laron-laron yang beda!

(2)
setiap kematian
barangkali memang untuk ditangisi
bahkan ketika kita
tak punya lagi sisa airmata

juga kelak,
ketika seseorang akan menangis untuk kita
lalu tangis-tangis untuk anak kita
tangis-tangis yang akan terus berulang
tangis-tangis yang dituliskan
pada tiap dinding jaman

Ya Rabbi, bahkan senyatanya
kami hanyalah setitik debu
dalam putaran kehidupan
yang Kau cipta ..

Samarinda, 8 Feb 2006
** untuk W dan F, aku berduka
untuk kepergian ibu dan ayah kalian **