RINDUNYA HITAM
Oleh: Y. Wibisono
baginya, rindu itu sudah begitu menggelora
dipintalnya dengan airmata,
dibungkusnya dengan kasih
dan dihantarkannya padamu dengan malu, kelak
tapi disadarinya rindunya rindu hitam
mengucap namamupun dia tak berani
membayangkanmupun dia bersembunyi
maka, ditaruhnya rindu itu di atas pelangi
Samarinda, Maret 2004
catatan:
gadis kecil dekat rumahku sedang memendam rindu, rindu yang terlarang. tingkahnya yang malu menggoda jariku untuk menulis puisi ini untuknya, untuk anak rambut yang sesekali disibaknya sambil menghitung kelopak bunga.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home