Tembang Mahakam: Nyanyian Sungai Khatulistiwa

Mahakam, o, mahakam. Kutuliskan semua rasa yang menggelora itu di sini. Di antara riak gelombangmu yang tak pernah bosan kutatap berlama-lama. Ijinkan sajak-sajak ini terus kudendangkan, bersama angin dan kapal yang lewat.

Wednesday, March 10, 2004

RINDUNYA HITAM

Oleh: Y. Wibisono

baginya, rindu itu sudah begitu menggelora
dipintalnya dengan airmata,
dibungkusnya dengan kasih
dan dihantarkannya padamu dengan malu, kelak

tapi disadarinya rindunya rindu hitam
mengucap namamupun dia tak berani
membayangkanmupun dia bersembunyi
maka, ditaruhnya rindu itu di atas pelangi

Samarinda, Maret 2004

catatan:
gadis kecil dekat rumahku sedang memendam rindu, rindu yang terlarang. tingkahnya yang malu menggoda jariku untuk menulis puisi ini untuknya, untuk anak rambut yang sesekali disibaknya sambil menghitung kelopak bunga.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home